Kita sebagai manusia, berpotensi mengalami hal-hal sebagai berikut.
1. Sakit.
2. Kecelakaan.
3. Mati.
Meskipun semua hal itu tidak kita ingini namun bisa saja terjadi -- terutama kematian -- lalu siapkah kita hadapi salah satu dari ketiganya dan apa yang kita tinggalkan bagi keluarga yang ditinggalkan?
Sebagai seorang ayah atau ibu, jikalau anda tiba-tiba sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Apakah anda memiliki uang siap untuk registrasi di sebuah rumah sakit tertentu.
Setelah itu, kita juga dibebani biaya rawat inap, obat-obatan, infus, kunjungan dokter dan lainnya yang tentunya tidak murah.
Apakah anda siap?
Umumnya manusia jaman sekarang memiliki tabungan untuk masa depan plus agar siap hadapi hal-hal tidak terduga. Namun cukupkah tabungan kita itu? Jika ternyata total biaya rumah sakit anda harus bayar jauh lebih besar dari total tabungan anda di bank.Apa yang harus anda lakukan? Ada dua pilihan.
1. Hutang.
2. Menjual aset anda - rumah, mobil, motor dan lainnya.
Jika opsi satu yang anda pilih, yakni berhutang. Maka setelah sembuh (keluar dari rumah sakit) anda memiliki beban baru yakni membayar hutang.
Baru keluar dari rumah sakit, fikiran kita sudah memiliki beban baru yakni bayar hutang. Apakah anda inginkan ini? Tentu tidak.
Lalu bagaimana dengan opsi kedua, yakni menjual aset -- berupa mobil, rumah, tanah dan seterusnya. Anda akan kehilangan harta yang anda miliki sekarang demi menutup biayar rumah sakit.
Lalu bagaimana jika penyakit anda idap kambuh lagi anda harus masuk kembali kerumah sakit dengan biaya yang besar disaat anda masih dibebani kewajiban bayar hutang. Atau memilih opsi kedua, aset anda telah terjual.
Anda masih terlilit hutang atau aset sudah terjual, namun masuk RS lagi.
Kita semua tidak inginkan hal itu terjadi, namun jika terjadi, apakah kita akan melarikan diri? Tentu tidak, mau tidak mau harus dihadapi.
Saya tidak bermaksud menakut-nakuti, akan tetapi situasi seperti itu bisa saja terjadi. Pasti anda setuju dengan saya.
Inti dari penggambaran diatas ialah, jadilah manusia yang sedia payung sebelum hujan. Anda harus siap dalam kondisi dimana anda tidak perlu berhutang kepada siapapun dan aset anda aman -- tidak perlu dijual.
Bagaimana menjadi manusia sedia payung sebelum hujan?
Untuk menjadi manusia yang sedia payung sebelum hujan anda harus persenjatai diri dengan polis asuransi. Benar sekali kawan. Itu yang anda butuhkan.
Dengan memiliki polis asuransi jiwa, anda telah memproteksi diri anda dan juga aset milik anda dari kemungkinan-kemungkinan tidak diinginkan.
Begitupun kematian, jika seorang suami meninggal. Apa yang ia tinggalkan untuk anak? Warisan berbentuk rumah dan harta lainnya. Itu bagus, apakah tidak lebih bagus lagi jika ditambah dengan warisan tambahan berupa polis asuransi yang akan cair dimana didalamnya ada Uang Pertanggungan ditambah Nilai Tunai (Investasi).
Tentu isteri dan anak-anak akan amat terbantu dengan kehadiran warisan tambahan itu. Bukan begitu?
Amatlah mudah memproteksi diri dengan asuransi jiwa
Daripada harus jual aset atau berhutang, kenapa tidak memiliki polis asuransi? Bukan begitu kawan? Anda cukup mendaftar disebuah perusahaan asuransi dan setelah disetujui anda akan menjadi pemegang polis asuransi jiwa diperusahaan itu.
Kemudian membayarkan premi setiap jangka waktu tertentu, besarannya menurut perjanjian anda buat dengan perusahaan asuransi.
Setelah itu anda sudah memasang "proteksi" bagi diri anda untuk hal-hal tidak di inginkan di masa depan.
Apakah anda setuju?
Untuk penjelasan lebih teknis silahkan kesini.